Andai kategori motor bebek biasa dengan bebek hyper underbone (FU150) dipisah sejak awal 2012, bisa jadi Yamaha Jupiter Z geberan Bowo Samsonet ini juara di kelas Bebek 4-Tak Tune-up s/d 200 cc. Tepatnya di Grand Final Day Battle Pertamina-Enduro KYT Drag Bike (DBEKYTDB) garapan Trendypromo Mandira (TM), (1-2/12) lalu. Namun jika tahun depan pihak penyelengara masih melegalkan kelas tersebut, jangan heran kalau peserta yang ikut bakal berkurang jumlahnya lantaran spesifikasinya enggak imbang. Itu desas-desus sekaligus pernyataan protes para peserta atas ketidaknyaman mereka kepada Em-Plus.
Salah satunya seperti yang di rilis oleh otomotif.com adalah tim Pell's SHRT Putra Pandawa Kawahara yang meski enggak juara pertama alias di posisi runner up saat itu, namun baik joki atau mekanik mengaku sudah cukup membanggakan buat joki yang ngegas motor tim. “Soalnya ini satu-satu motor bebek biasa yang mampu berada diantara bebek hyper underbone. Tentu dengan catatan waktu yang lebih dekat dengan motor juara pertama besutan Dwi Batang dari tim Abakura Ditra Jaya dengan catatan waktu 08,111 detik,” ucap Bowo yang cuma tembus waktu 08,155 detik. Termasuk Arif Sigit Wibowo yang biasa disapa Pele, mekanik yang kebagian mengkulik Jupiter-Z pun mengaku senang. Namun selama kelas ini tahun depan tidak direvisi, doi yakin kalau tahun depan kelas ini bakal sepi peserta. Hal itu didasari akibat perbedaan spesifikasi yang diusung masing-masing tipe motor.
“Yang bikin sulit mengejar kelebihan motor hyper underbone adalah konstruki mesin yang sudah berdiri. Selain itu, mengubah volume silinder jadi 200 cc lebih mudah, banyak pilihan part dan yang pasti kem motor ini sudah DOHC dibanding Jupiter-Z yang masih pakai kem biasa. Kalau pun bisa, paling pelatuk kem diganti rocker arm roller yang mulai ramai dipakai. Makanya jangan heran kalau tenaganya lebih dahsyat jika dimodifikasi dengan benar,” aku Pele yang tinggal di Boyolali, Jawa Tengah. Cuma meski kalah di soal spesifikasi dan konstruksi, untuk tahun ini pria berambut ikal itu tetap yakin motornya bisa bersaing di kelas Bebek 4-Tak Tune-up s/d 200 cc. Walaupun untuk menuju kesitu, mesin Yamaha Jupiter-Z perlu ubahan yang matang dan setingan yang tepat.
“Untuk sirkuit dadakan macam di Banjarpatroman, Jawa Barat kemarin, karena belum pernah turun balap lurus di sana, makanya mesin Jupiter-Z adopsi piston Tiger oversize 275 (66,25 mm) dengan stroke 57,9 mm itu, dikasih setingan perbandingan kompresi 13,9 : 1. Agak tinggi memang, tapi cukup aman jika terjadi perubahan cuaca secara tiba-tiba,” lanjut Pele. Setingan segitu oleh Pele dikombinasikan dengan kem yang punya durasi kurang-lebih 276 derajat baik untuk klep in maupun out. Lalu bensin Pertamax Plus disuplai maksimal melalui klep aftermarket ukuran 34/29-(kumpulan modifikasi motor)
Motor udh kayak congcorang hehehe :D
BalasHapusDownload film online